January 09, 2014

JANUARI

Di Januari ini angin tertatih
Malam luruh di antara lendir
Di sampingku kau merapatkan jaket
bercerita tentang sosok hantu yang disaksikan
kepala kosong.

Aku ingin tertawa.
Tapi aku tersenyum.
Terpaksa.
Kusimpan cerita.

Tak ada kelam lebih mencekam
bibirku terasa bantar gemetar
bungkam tentang tiga bayi kucing yang mati.
Nafsu makanku hilang.

Mungkin suatu hari bisa kupapar
di tengah hangat matahari di depan senyum
dan matamu yang jenaka.

Di sampingku  kau
Kulirik dadamu yang membusung.
Bulu matamu lentik.
Ah, Hangat perempuan.
Suka dan duka.
Lebih dari bulu-bulu halus
dan rebah di sekujur tubuhmu yang mulus.

Januari, 2014